Melati dari Jayagiri
Cipt. Abah Iwan
Di puncak bukit
Telah saling janji
Telah terjadi
Janji sehidup semati
Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari lalu di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih...
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hati yang teduh dalam dekapan
Dan kubiarkan kau kecup bibirku
Mentari kelak kan tenggelam
Gelap kan datang dingin mencekam
Harapanku bintang kan terang
Memberi sinar dalam hatiku
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Mungkinkah akan tinggal kenangan
Jawabnya tertiup di angin lalu
Telah saling janji
Telah terjadi
Janji sehidup semati
Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari lalu di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih...
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hati yang teduh dalam dekapan
Dan kubiarkan kau kecup bibirku
Mentari kelak kan tenggelam
Gelap kan datang dingin mencekam
Harapanku bintang kan terang
Memberi sinar dalam hatiku
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Mungkinkah akan tinggal kenangan
Jawabnya tertiup di angin lalu
Melati dari Jayagiri sebuah
lagu yang enak didengar sepanjang masa. Ketika lagu ini lahir, saya belum
kelihatan setitik debu pun alias belum lahir. :D Lagu ini lahir bertepatan di
tahun pernikahan Mamak dan Abah, yakni tahun 1968. Wih, kakak sulung saya saja baru
tahap perencanaan. Eh!
Banyak
penyanyi yang memolerkan lagu fenomenal ini, antara lain Bimbo dan Dewi Yull.
Banyak yang mengira lagu ini diciptakan oleh Bimbo. Apakah benar? Ternyata
salah besar. Melati dari Jayagiri diciptakan
oleh Ridwan Armansjah Abdulrachman atau lebih dikenal Abah Iwan.
Kata
satu teman saya, lagu ini tentang patah hati dan menyedihkan, sedangkan saya
merasa lagu ini sama sekali bukan lagu sedih. Ada semacam semangat yang
berkobar lagi ketika mendengar lagu ini. Semacam lagu penuh pengharapan dan doa
kepada Tuhan. Tema lagunya pun universal, yakni tentang cinta. Nah, cinta itu
universal. Bisa cinta kepada kekasih, sesama manusia, sesama makhluk Tuhan,
alam, dan Tuhan.
Menurut si pencipta lagu, Abah Iwan,
lagu ini Melati dari Jayagiri ini
sendiri tercipta karena kecintaannya pada hutan. Abah Iwan sangat mencintai
hutan dan sering menjelajah hutan. Memang tidak ada lirik tentang hutan yang
tersurat dalam lagu ini. Namun, jika kita perhatikan liriknya dari awal hingga
akhir, betapa kecintaannya pada alam, khususnya hutan, begitu dalam. Ketika
kita mencintai seseorang, ungkapan cinta dan harapan tak serta-merta harus
diungkapkan secara blak-blakan dan tersurat.
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hati yang teduh dalam dekapan
Dan kubiarkan kau kecup bibirku
Kau beri daku senyum kedamaian
Hati yang teduh dalam dekapan
Dan kubiarkan kau kecup bibirku
Mungkin satu bait di atas akan
diartikan sebuah kecabulan oleh kalangan tertentu. Saya ingat beberapa tahun
saat pengajian acar Maulid di SMA. Lirik-lirik lagu ditafsirkan secara sempit
oleh seorang ustadz yang mantan penyanyi. Dia mencontohkan lagu dangdut “Lirikan
matamu menarik hati….” Ujung-ujungnya dia malah mengharamkan lagu-lagu bernada
romantis. Hmmm, semua orang boleh punya pandangan. Tapi, sebagai seorang mantan
penyanyi dan lama bergelut di industri musik dan seni, dan baru menjadi “ustadz”,
saya pikir fatwa haram itu terlalu dini diungkapkan. Bukankah kata-kata
ditafsirkan dengan beberapa sudut pandang? Jadi, kembali ke diri kita sendiri.
Apabila kita menafsirkan negatif, ya selalu negatif lah perasaan kita.
Saat saya menyanyikan lagu Melati dari Jayagiri, jauh sebelum saya
tahu sejarah terciptanya lagu itu, tak pernah terpikir tentang hal-hal yang romantis
(tentang ciuman itu, lho). Bukankah sering para penyair menulis kata-kata yang
romantis tentang alam? “Mengecup dinginnya pegunungan”; “Memeluk tubuhmu yang
perawan” (satu larik dalam puisi tentang Loksado); “Aku terlelap di dadamu, dan
terbangun saat embun membelai pipiku.” (satu puisi tentang Bromo), dan
sebagainya.
Seperti saya katakan di atas tadi.
Cinta itu universal. Lagu bertema cinta itu akan hidup sepanjang masa. Apakah
kita mau menafsirkan lagu itu pada cinta kepada kekasih, cinta alam, cinta
Tuhan, cinta sesama, dan lain-lain, itu terserah kita. Keuniversalan lagu cinta
membuat lagunya hidup sepanjang masa seperti lagu Melati dari Jayagiri.
Mau tahu cerita lengkap terciptanya
lagu Melati dari Jayagiri? Cek di
blog ini, ya. Saya baru baca pagi tadi. >>> http://www.abahiwan.com/featured/filosofi-lagu-melati-dari-jayagiri/
Hmmm…, sebagai pencinta lagu jadul,
ini tulisan pertama saya di blog tentang lagu jadul. Next saya menuliskannya
lagi. Lagu apa? Tentunya lagu jadul. Sampai jumpa….
Jogja, awal September 2016
woow jadi inget jaman dulu, ini lagu sendu tapi berkesan di hati
BalasHapusLagu asyik sepanjang masa ya, Mbak. ;)
HapusLagu menjadi fenomena dan mekegenda saat dinyanyikan oleh trio bimbo yang dinyanyikan oleh sam
BalasHapus