Aku
melihat orang-orang berteriak kesetanan. Untunglah bukan setan benaran. Jika
setan benaran, tentu akan lahir sepasukan petugas keamanan penangkap
setan-setan di bulan puasa ini. Entah apa yang mereka takutkan, padahal jelas
di depan mereka hanya ada lukisan, gambar, dan sebuah stiker penghias kaca
mobil. Entah apa yang mereka takutkan, padahal tak ada massa yang tiba-tiba
saling bunuh dan saling intimidasi. Entah apa yang mereka takutkan, padahal
mereka yang menyemai benih ketakutan dengan menyebarkan ketakutan berlebihan.
Aku
melihat orang-orang berdebat di ruang maya dan ruang nyata. Masing-masing yakin
dengan argumennya. Ada yang hunuskan kata-kata setajam parang. Ada yang
menggulirkan bom-bom waktu ke tempat-tempat sunyi. Ada yang katanya berkeyakinan
mengatasnamakan kemanusiaan. Senyatanya mereka yakin dengan keparanoidan
mereka.
Aku
melihat orang-orang orasi dengan yel-yel tercetak di dahi mereka. Simbol-simbol
telah menjadi tato, simbol-simbol menyatu dengan logika, simbol-simbol
dituhankan dalam hidup yang kata si Agnes Monica kadang-kadang tak ada logika.
Hei, apa yang mereka orasikan? Ketakutan? Keyakinan? Kemanusiaan? Ataukah
mereka hanya sorak-sorak bergembira sambil melemparkan petasan di tengah
masyarakat yang adem ayem damai sentosa?
Aku
melihat berita-berita menyebar tak ada saringan. Si penyebar tak bersaring. Si
pembaca tak bersaring. Si teh kini pun tinggal celup saja (efek puasa ini). “Mana
polisi? Mana Presiden? Kenapa halte ini tidak tidangkap?” teriak seorang
perempuan di ruang maya. Duh, halte bakal ditangkap, Saudara. Halte di India
bakal kena razia oleh polisi Indonesia (Itu harapan si perempuan). Bayangkan,
halte di Kerala India dibilang halte di Cilengsi Bogor Indonesia. Alamak!
Saking doyannya berbagi berita hoax, ya, gitu deh.
“Hei,
kau kau! Kutandai kau, ya. Itu di mobilmu ada sandi PKI. Kaupelesetkan, ya, singkatan
itu di stikermu,” seru si lelaki. (Sabar ya, Mas-mas Pilot yang ganteng. Anggap
kalian sedang menonton srimulat. :D ) Duh, Saudara, macam mana bila UUD yang
selama ini dipelesetkan jadi Ujung-Ujungnya Duit bakal kena hukum? Atau, kita
bakal kena ciduk karena memelesetkan PLN menjadi Perusahaan Lilin Negara? Lah,
wong stiker di mobil itu nama komunitas pilot. Kebetulan sama singkatannya. Misal, ada KKN Kuliah Kerja
Nyata, ada pula KKN Korupsi Kolusi Nepotisme. Idih, pakai dijelaskan segala,
Dib. Habis kesal juga melihat ribuan orang seperti dicocok hidungnya,
manggut-manggut, lalu merasa bersikap paling benar dengan membagikan berita
yang tak jelas sumbernya.
Ngangkat barbel dulu, yuk. (Sumber: http://health.detik.com/) |
Aku
melihat orang-orang kelaparan karena ini bulan puasa, kan? Haha! Puasa tak
hanya soal menahan haus dan lapar, kata si Mamak. Puasa bukanlah menahan nafsu
selama sebulan saja, ini kata Abah. Puasa bukanlah tidak puasa, ini kata si Edib.
Puasa adalah yuk tahan jempolmu kapan pun. Setelah puasa, sebaiknya jempol,
pikiran, dan hati, semakin terasah dan tersaring. Salam.
Jogja,
080616
Referensi:
http://www.kompasiana.com/nikensatyawati/dagelan-tentang-komunitas-pilot-indonesia-papa-kilo-yang-dituding-pki_5622614a187b610c0de62523
http://www.kompasiana.com/nikensatyawati/dagelan-tentang-komunitas-pilot-indonesia-papa-kilo-yang-dituding-pki_5622614a187b610c0de62523
http://www.alamy.com/stock-photo/kerala-communist.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar