Aku termasuk orang yang pilih-pilih
ketika menghadiri acara blogger. Sebabnya banyak. Pertama, karena aku
seorang karyawan, jelas aku mempertimbangkan waktu. Acara Blogger saat jam
kerja tidak mungkin aku ikuti, kecuali urgen sekali bagiku (misal diajak jalan-jalan
gratis ke luar kota. Hehe). Kedua, kefektifan ilmu yang kudapat. Suatu
waktu ada acara workshop video blogging yang kebetulan tempatnya dekat dengan
tempat tinggalku. Karena sebelumnya aku pernah ikut acara blogger yang juga
membahas video blogging, aku tidak tertarik ikut acara itu meski pembicaranya
sangat terkenal di kalangan blogger. Lah, ilmu yang kudapat sebelumnya saja
belum kuaplikasikan. :D
Menempuh perjalanan Jogja-Jakarta naik kereta demi mendukung adik-adik penderita kanker. Ngeblog bukanlah soal materi. |
Ketiga, apa manfaat yang kudapat?
Manfaat di sini tidak hanya materi, melainkan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
silaturahmi. Andaipun dapat materi, itu adalah bonus. Beberapa waktu lalu aku
mengikuti acara blogger. Niat ikut acara itu adalah untuk mencari pengalaman
dan pengetahuan. Sampai hampir penghujung acara, aku sangat puas mengikuti
berbagai tahapan pematerian dari beberapa pemateri. Ada pengetahuan baru yang
kudapat. Ada rasa buncah di hatiku setiap mendengarkan dan menyimak setiap yang
disampaikan pemateri tentang paham kebangsaan. Ketika di akhir acara diberi
bonus uang saku yang lumayan sekali, siapa yang tidak kaget? Alhamdulillah,
uang itu terpakai untuk ongkos mudik. ^_^
Jadi, materi bukanlah hal yang utama.
Sama halnya ketika seorang blogger yang baru kukenal bertanya, “Sudah dapat job
review apa?” Deg! Rasanya gimana gitu ditanya seperti itu.
Maksudnya, masalah job review itu jauh dari pikiran dan niatku ngeblog.
Jika tujuanku ngeblog untuk mencari materi (baca: uang), tentu aku tidak akan
menunda-nunda menjadi blogger sejak dulu. :D Aku baru aktif ngeblog tahun 2015
meski blog sudah kubuat sejak tahun 2013. Dalam kurun waktu itu aku tidak
berstatus karyawan alias menganggur di rumah. Banyak waktu yang kupunya jika
niat awalku ngeblog untuk mencari uang. Lah, kok bisa aktif ngeblog lagi saat
berstatus karyawan?
Aku seorang editor di sebuah kantor
penerbitan. Itu, lho, yang tugasnya memelototi tulisan orang, ditambah,
dikurangi, bahkan kadang dirombak sampai 90%. Susah-susah gampang jadi editor
itu. Seorang teman pernah berkata, “Jadi editor itu tidak produktif. Sulit
mencari seorang editor yang juga seorang penulis produktif. Makanya, aku tidak
mau jadi editor.”
Pernyataan dia ada tepat dan ada
kelirunya. Tepatnya, kenyataannya memang ada beberapa editor seperti itu.
Kelirunya, editor otomatis seorang penulis. Memperbaiki bahkan merombak tulisan orang
hingga layak terbit kalau bukan berjiwa penulis, lantas berjiwa apa? Bedanya,
kalau penulis tertulis namanya sebagai penulis, sedangkan editor posisinya ya
sebagai editor di sebuah buku terbit.
Nah, ngeblog pun kujadikan sebuah
media untuk terus produktif sebagai penulis. Percaya atau tidak, sebelumnya aku
enggan menulis artikel, opini, dan sebagainya. Aku dulu melabelkan diri sebagai
penulis fiksi (puisi dan cerpen). Lewat bloglah aku mengasah kemampuan menulis
artikel. Caranya simpel ternyata, tulislah apa yang kaupikirkan, apa yang
kaurasakan, dan apa yang kaulihat, dari hati terdalam. Apalagi ngeblog itu
tidak sekaku dan sebaku tulisan jurnalis di media mainstream. Ngeblog adalah
cara untuk berkatarsis seperti halnya katarsis lewat menulis puisi. Setiap
aku selesai menulis puisi, rasanya hati ini plooong. Begitu pun setiap selesai menulis
postingan di blog, hati senangnya tak terkira.
Menulis di blog sering disebut juga
menulis di dunia maya. Interaksinya lebih banyak di dunia maya, baik lewat saling
berkomentar di blog ataupun di media sosial. Dunia blogging semakin berkembang.
Blogger tidak lagi dipandang sebelah mata. Kedudukannya nyaris sama dengan
jurnalis. Ini terbukti dari banyaknya acara yang mengundang para blogger.
Bahkan, banyak kementerian RI yang melibatkan blogger di setiap acaranya. Interaksi para blogger
pun tak sekadar lewat dunia maya, melainkan di dunia nyata.
Ada beberapa tawaran acara blogger dari
luar kota membuatku harus pintar memilah acara yang penting kuhadiri.
Pertimbangannya soal waktu dan biaya. Wih, kalau mau menurutkan nafsu, bisa setiap
minggu menghadiri undangan acara blogger di Jakarta. Ngiler rasanya melihat
undangan acara blogger di beberapa grup Facebook.
Sebelum memilih hadir di sebuah acara, yang kupertimbangkan adalah seimbangkah biaya dan waktu yang kuluangkan dengan ilmu dan pengalaman yang
kudapat? Itu saja, sih. Cara mengukur keseimbangannya gampang. Tinggal ditaruh
di alat timbang, eh! :D Cara mengukurnya, tanyakan ke hati nurani
masing-masing. Menghadiri acara yang biasanya kita suka meski mengeluarkan
biaya banyak, akan membuat hati bahagia. Dapat ilmu, tambah teman, dan silaturahmi terjalin erat. Betul tidak?
Salam.
Jogja,
020416
Tidak ada komentar:
Posting Komentar