Senin, 27 November 2017

Mari Cermat Menggunakan Obat Demi Indonesia Sehat


“Konsumen yang bijak adalah konsumen yang mengetahui secara detail apa yang dikonsumsinya.”

Cukup sering aku mendengar perkataan seseorang, “Ngapain sih ribet milih, lihat ini, lihat itu. Pilih aja langsung. Kan lebih gampang.” Apalagi, jika berkaitan dengan jodoh. “Ah, paling kamu pemilih banget nih, jadi belum ketemu jodoh juga.” No comment deh kalau temanya sudah jodoh, ya. Jodoh di tangan Tuhan, bukan di tangan komentator. Ikhtiar manusia ya harus memilih yang terbaik di antara yang baik. Iya, kan? Lho, kok pembukanya malah bahas jodoh. 😑

Soal jodoh saja harus benar-benar memilih, apalagi masalah obat yang berhubungan dengan kesehatan tubuh. Pernah tidak sih kita benar-benar memperhatikan dan meneliti secara rinci obat yang kita konsumsi? Apakah sudah sesuai dengan apa yang kita perlukan? Mungkin sebagian besar ada yang sudah memperhatikan perihal obat, seperti dosis, indikasi, dan sebagainya. Namun, masih banyak konsumen yang belum memperhatikan hal yang berkaitan dengan obat.
GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat)

Di bawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan obat:

Pertama, perhatikan kandungan zat, khasiat, riwayat alergi, kondisi hamil/tidak hamil/menyusui, harga eceran tertinggi (HET), bentuk sediaan, dan kondisi sedang menggunakan obat.

Obat ada tiga macam, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Obat keras harus sesuai resep dokter, sedangkan obat bebas adalah obat yang bebas dibeli tanpa resep dokter. Obat bebas terbatas ini di tengah-tengahnya, yaitu obat keras yang bebas dibeli tanpa resep dokter, tapi tetap harus memperhatikan aturan pakainya.

Kalau kita pergi ke dokter, lalu diberi obat, tentu “lebih aman” karena dijamin oleh resep dokter. Yang menjadi masalah adalah jika obat bukan resep dokter. Mau tidak mau, kita harus mencari tahu tentang obat itu. Bahkan, obat dari dokter pun harus kita ketahui secara detail. Kita harus aktif bertanya kepada dokter tentang khasiatnya, efek sampingnya, dan sebagainya.
Ibu Hardiyah, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY

Kedua, cara mendapatkan obat.

Seperti dijelaskan di atas, obat keras hanya bisa dibeli di apotek dan sesuai resep dokter. Jika kita mendapatkan jenis obat keras ini, kita harus memperhatikan kelengkapan informasi pada etiket, yaitu nama pasien, tanggal dan aturan pakai, serta tanggal kedaluwarsa.

Untuk obat bebas dan bebas terbatas yang bisa kita beli di apotek dan toko obat berizin, konsumen harus memperhatikan kemasan obat tidak rusak, kelengkapan informasi pada kemasan, tanggal kedaluwarsa, dan nomor registrasi.

Ketiga, cara menggunakan obat.

Segala sesuatu pasti ada aturannya. Begitu pula dengan obat. Bacalah aturan pakai sebelum mengonsumsi obat. Jangan sampai kita menyalahi aturan pakai. Jika aturan pakainya 3 x 1 hari berarti diminum setiap 8 jam sekali. Jika aturan pakainya 2 x 1, berarti obat diminum setiap 12 jam sekali. Lama penggunaan obat pun harus diperhatikan benar-benar.

Jika selama mengonsumsi obat terjadi efek samping yang tidak diduga (tidak sesuai dengan apa yang disampaikan dokter atau informasi di kemasan obat), segeralah hentikan pemakaian obat dan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Perwakilan dari Dinkes DIY menjelaskan tentang GeMa CerMat.

Bersikaplah “serba ingin tahu” di depan apoteker dan dokter. Maksudnya, tanyakan secara lengkap apa pun yang berkaitan dengan obat yang kamu konsumsi. Oh ya, ada satu lagi yang harus diperhatikan. Meskipun gejala sakitmu dan temanmu tampak sama, jangan sekali-kali mengonsumsi obat yang sama dengan temanmu. Plis deh, makan bisa sepiring berdua, jalan-jalan bisa berdua. Tapi, kalau soal obat, tanyakan dulu ke dokter, ya.

Keempat, cara menyimpan obat di rumah.

Poin keempat ini sering diabaikan, lho. Berdasarkan pengalaman nih, aku pernah menyimpan obat (sirup) batuk di lemari pendingin (kulkas), padahal menurut aturannya obat itu harus disimpan di suhu ruangan. Aku pikir tidak masalah, ternyata malah bikin masalah. Setiap obat punya aturan penyimpanan masing-masing.  Cara penyimpanan obat ini biasanya tercantum di kemasan obat.

Obat tablet dan kapsul biasanya disimpan di suhu ruangan, tidak panas dan tidak lembap. Jenis obat yang disimpan di lemari pendingin (bukan freezer), antara lain ovula (obat untuk vagina) dan suppositoria (obat untuk anus). Obat dalam bentuk aerosol/spray tidak boleh disimpan di tempat bersuhu tinggi karena bisa meledak. Obat insulin disimpan di lemari pendingin, lalu ditaruh di suhu ruangan setelah digunakan.
Mariyatul Qibtiyah, Ssi, SpFRS, Apt menjelaskan tentang antibiotik

Oh ya, jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. Obat dan wadah/kemasannya itu satu paket, jadi jangan pisahkan aku dan dia, eh obat dan kemasannya, ya. Hindari menyimpan obat di dalam mobil karena suhu di mobil tidak stabil.

Kelima, cara membuang obat.

Bagaimanakah cara kamu membuang obat? Apa pernah sepertiku yang membuang obat dengan cara cuma dilempar ke tong sampah? Caraku jangan ditiru, ya. Membuang obat pun ada cara khususnya.
-     Pisahkan isi obat dari kemasan.
-     Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
-     Buang kemasan obat.
-     Buang isi obat. Kalau sirup, buang ke saluran pembuangan air. Kalau dalam bentuk kapsul dan tablet, hancurkan dulu obatnya, lalu buang ke tempat sampah.
-     Hancurkan kemasan obat, lalu buang ke tempat sampah.
-     Obat jenis krim/salep dibuang dengan cara digunting kemasannya, lalu buang ke tempat sampah.
-     Jarum insulin harus dirusak lebih dulu, tutup terpasang kembali, lalu buang ke tempat sampah.


Kapan harus mengonsumsi antibiotik?

Nah, ada satu bahasan lagi nih, yaitu tentang antibiotik. Ngomong-ngomong tentang antibiotik, aku sering sekali mendengar temanku berujar, “Lagi batuk nih. Mau beli antibiotik dulu.” Terus terang, sejak dulu, aku heran kenapa temanku itu (bahkan teman lainnya) selalu ingin beli antibiotik setiap batuk, flu, dan sakit lainnya.
Bakteri jahat dan bakteri baik.

Ternyata antibiotik itu bukanlah obat bebas yang bisa didapatkan dengan mudah, lho. Antibiotik hanya bisa dikonsumsi sesuai resep dokter. Apakah kamu pernah batuk, diare, muntah, atau pilek? Ternyata semuanya itu tidak perlu antibiotik. Batuk dan pilek adalah cara tubuh untuk melindungi paru-paru dari penumpukan lendir. Muntah dan diare merupakan cara tubuh untuk membuang racun dalam tubuh.

Di dalam tubuh kita, ada bakteri jahat dan bakteri baik. Jika kita keliru mengonsumsi antibiotik, bakteri baik akan mati dan bakteri jahat akan semakin kuat. Artinya, bakteri jahat semakin kebal terhadap antibiotik. Keliru penggunaan antibiotik bisa menyebabkan resistensi bakteri. Resistensi ini pun akan mengakibatkan berbagai penyakit, seperti gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, gangguan kehamilan, dan penyakit lainnya.
Blogger Jogja sharing tentang pengalaman mengonsumsi antibiotik.

Misal, kamu sudah ke dokter dan mendapat antibiotik, apa yang yang harus kamu lakukan sebagai pasien? Tanyakan ke dokter apakah kamu memang harus mengonsumsi antibiotik sebab sakit yang kamu alami. Antibiotik diberikan jika kamu sakit karena infeksi bakteri, bukan virus. Pengetahuan tentang antibiotik ini tidak hanya diperuntukkan untuk masyarakat umum, tapi juga tenaga kesehatan. Mencabut gigi, sunat, sehabis melahirkan, dan operasi ringan lainnya tidak memerlukan antibiotik.

Kamu juga harus menghabiskan antibiotik yang diberi dokter. Banyak yang keliru dalam penggunaan antibiotik ini. Jika sudah merasa sembuh, antibioti yang tersisa tidak dihabiskan. Padahal, antubiotik sesuai resep dokter harus dihabiskan. Ingat 3 T supaya bijak menggunakan antibiotik: Tidak membeli antibiotik sendiri (harus sesuai resep dokter); Tidak menyimpan antibiotik; Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain.
Yuk, mulai sekarang, selalu cermat menggunakan obat!

Jogja, 261117



Berdasar Temu Blogger Kesehatan "Cermat Menggunakan Obat", Yogyakarta, 21 November 2017.

1 komentar:

  1. Wualah...untuk membuang obat mesti ada tata aturannya ya. Kirain selama ini yg lbh hrs hati2 adalah pembungan jarum suntik saja
    Thanks infonya mba

    BalasHapus