Rabu, 02 Januari 2019

Debat



Menyimak perbincangan, menyimak perdebatan
Aku berdiri di samping pintu
Bukan takut bertanya, berkata, apalagi takut ramai
Kadang aku tersenyum saja
Asyik kurekam berbagai gaya kata-kata
Aih, menyimak itu hening
Menyimak itu gulali yang lesap di mulut
Kesenangan yang mahal harganya
"Karya di rumah ini jelek. Bla bla bla...," ucap si A, tanpa menyebut siapa-siapa
Lalu ada yang terbakar
Ada yang meronta
Ada yang merasa tersakiti
Ada yang sibuk menebarkan duri
Tanpa disadari duri pun menempel di telapak kaki
Manis gulali masih menempel di bibirku
Kujilati sembari bermain petak umpet
Aku beralih duduk di lantai
Rebah di kolong meja
Aku terbahak
Kudeklamasikan doa Chairil
Kutadah hujan Sapardi
Kumerdekakan o amuk kapak Sutardji
Lelah, aku menangis
Tapi air mataku tertawa
Terbahak lagi
Begitu dekat dengan Tuhan
Sebagai api dengan panas, ucap Abdul Hadi WM
Kebakaran kebakaran kebakaran!
Orang-orang di rumah ini berlarian
Debat-debat berasap
Kata-kata hilang makna
Berlomba siapa paling hebat mengejar matahari
Di luar, serombongan bocah SD upacara
Mengibarkan bendera tak bertiang
Tiang terbakar dan menghitam
Kalian tahu, kita terlalu sibuk meludah
Tak rindukah pada tanah lapang?

Jogja, 291215

1 komentar: