Jumat, 06 Oktober 2017

Lawang Sewu, Kita, dan Waktu



“Waktu adalah pedang”, ini sebuah peribahasa yang sudah familier di telinga. Aku sangat setuju. Aku mau menambahkan, waktu adalah kita. Ya, waktu bukanlah aku saja atau kamu saja, melainkan kita. Siapa sajakah kita itu? Kita adalah keluarga. Kita adalah sahabat. Kita adalah sekumpulan manusia yang rindu bercengkerama. Kita adalah kebersamaan yang selalu ada.




Di sela waktu yang padat (cieee, sok sibuk!), di sela waktu mengejar jadwal travel, bus, dan kereta, kita masih bisa menyempatkan diri bercengkerama menyusuri peninggalan sejarah yang tetap banyak pengunjungnya hingga sekarang.

Bicara tentang sejarah dan Semarang, tentu tak bisa lepas dengan namanya Lawang Sewu. Lawang Sewu dan Semarang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Rasanya terasa hambar jika ke Semarang tidak berkunjung ke Lawang Sewu. Dulu, aku pikir Lawang Sewu itu benar-benar berpintu seribu. Ternyata disebut Lawang Sewu karena pintunya sangat banyak, melebihi jumlah pintu bangunan pada umumnya. Setiap pintu memiliki dua dan empat daun pintu. Ya, seperti hewan kaki seribu itu, nyatanya jumlah kakinya tidak seribu.


Bangunan Lawang Sewu dikenal sebagai saksi kekejaman penjajah Belanda zaman dulu. Bangunan ini dikenal angker, lho. “Beli tiket masuk bonus menginap satu malam, lho, Mbak. Mungkin mau uji nyali di sini,” kata si guide. Okelah, Mas Guide, aku hibahkan saja bonus itu ke pengunjung lain. :D

Aku sembari menunggu travel ke Jogja beberapa jam lagi. Kalian (Bundcha, Hermini, dan Andini) sembari menunggu bus tujuan Solo beberapa jam lagi. Kita bersama menikmati keheningan Lawang Sewu. Dipandu seorang guide, kita menyusuri jejak-jejak sejarah. Bermula dari toilet yang sudah ada sejak zaman Belanda, bangunan berpintu banyak, hingga kereta lama. Tentu, di sela penjelasan guide, kita asyik berfoto bersama, selfie, dan mengambil gambar beberapa spot menarik.
Terciduk di toilet cowok.
Waktu adalah kita. Kamu, seorang teman yang sedang menunggu jadwal kereta satu jam lagi, masih sempat menyusul ke Lawang Sewu. Uwan namanya. Biasalah, si Uwan itu fans setia kita. Benar, kan? Yaaa, meskipun waktu sangat sedikit dan Uwan selalu memelototi Hp-nya karena menunggu driver ojek online, kebersamaan kita berlima pastilah bermakna. (Hmmm, tanpa Uwan juga bermakna, kok. Eh! :p ).


Waktu adalah kita. Kalian harus setuju. Waktu adalah pedang. Aku pun setuju. Karena waktu adalah pedang, segala sesuatu harus dilakukan tepat, cepat, dan tidak boros waktu. Benar, kan? Di era teknologi yang semakin canggih dan hidup serba pakai internet, lola alias lemot adalah hal yang paling tidak disukai. Internet lola atau lemot jelas membuat segala hal berjalan lambat, misal booking tiket jadi perlu waktu lama, menghubungi keluarga jadi telat, cek e-mail jadi slow respon, dan sebagainya. 


Beruntunglah sinyal XL yang lancar tak membuat semua berjalan lemot. Aku bisa cek jadwal perjalanan travel Semarang-Jogja, bisa cek e-mail pekerjaan, dan tentunya bisa berkomunikasi dengan keluarga di Banjarmasin sana. Oh ya, bagi pengguna XL, jangan lupa aktifkan paket Xtra Combo, ya. Selain bisa menikmati sinyal internet XL yang lancar, kamu juga bisa turut serta memajukan pendidikan di Indonesia. Kok bisa? Setiap kamu beli paket Xtra Combo, XL akan menyumbangkan 25 MB untuk pelajar di wilayah 3T (terjauh, terdepan, dan terluar). Tentunya sumbangan 25 MB itu tidak memotong kuotamu. 



Waktu adalah kita, kawan-kawan. Yuk, saatnya berdonasi dan membantu sesama. Bersyukur bisa menyempatkan diri untuk menikmati Lawang Sewu meski cuaca Semarang begitu panasnya. Bersyukur bisa mengenal wisata Semarang yang sangat terkenal ini. Waktu tidak bisa dipersingkat dan tidak bisa diperpanjang, tapi waktu adalah kita, kebersamaan yang akan selalu ada, seperti XL yang tetap setia menemani perjalanan.



Waktu adalah kita. Jadi, kapan kita jalan-jalan lagiii? ;)

5 komentar:

  1. Kapan kamu ounya waktu jalan dng saya lagi?

    BalasHapus
  2. Lawang sewu itu bikin penasaran deh.. Suatu saat pengen ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin. Segala keinginan pasti dikabulkan, mbak. 😉

      Hapus
  3. Pernah sekali ke lawang sewu pas berkunjung ke Dinas Kesehatan

    BalasHapus