Senin, 10 Juli 2017

Dari Wisata Sungai di Siring Tendean Hingga Makan Malam di Pusat Kuliner Baiman


Tiga tahun lalu tempat ini biasa-biasa saja. Aku pun jarang mengunjunginya secara khusus. Kalau lewat mah sering banget. Namun, sekarang kawasan Siring Tendean yang berseberangan dengan Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin ini mulai tertata apik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun luar daerah/negeri. Sehabis Lebaran kemarin dua kali aku Siring Tendean. Nggak pernah bosen nih.
 
Dulu, yang aku ingat, Sungai Martapura tampak kotor. Aku cukup sering menaiki kelotok untuk perjalanan lumayan jauh ke Tamban, tempat tinggal acil (tane). Sekarang sudah lebih terawat. Di kawasan ini juga dibangun Menara Pandang, tempat yang dibuat khusus untuk memandang kawasan sekitar sungai. Namun, sampai sekarang aku belum pernah naik ke menara pandang karena selalu ditutup. Beberapa komunitas sering tampak berkumpul di area sekitar Menara Pandang.


Maafkan kenarsisan saya. ^_^

Tak jauh dari Menara Pandang, ada pasar terapung mini. Kusebut mini karena nggak seluas Pasar Terapung Kuin dan Pasar Terapung Lok Baintan. Awalnya, para pedagang berjualan di atas jukung (perahu tanpa mesin), tapi sekarang sudah dipindah ke atas lanting (rakit kayu). Kebanyakan sih berjualan buah-buahan lokal seperti limau (jeruk), pisang, sirsak, jajanan khas Banjar seperti lupis, apam, lamang, serta makanan berat seperti soto banjar, lontong, ketupat kandangan, dan nasi kuning. 


Beli jeruk dan makan lupis di Pasar Terapung Siring Tendean

Di dekat pasar terapung ini berjejer kelotok (perahu mesin). Para pengunjung bisa menaiki kelotok dan menikmati perjalanan sungai selama kurang lebih 15 menit dengan membayar harga tiket sebesar Rp 5.000/orang. Cukup murah, ya. Penumpang kelotok pun bebas memilih apa mau duduk di dalam kelotok atau di atap kelotok. Lebih enak memang di atap kelotok karena lebih leluasa memandang sekitar sungai. Tapi, bagi yang bawa anak kecil, harus dijaga benar, ya. Takut kecebur.


Ke Banjarmasin nggak afdol kalau nggak cobain makan soto Banjar di atas kelotok

Hal yang unik dan menarik di dekat pasar terapung adalah patung maskot Kalimantan Selatan, yaitu bekantan. Ada yang tahu apa bekantan? Itu lho sejenis monyet berhidung panjang yang lihai berenang menyelam dan berenang. Hewan ini sudah sangat langka dan sulit sekali ditemui karena hutan tempat tinggalnya mulai rusak. Bekantan dikenal suka sekali memakan buah rambai.
 
Ini di bekantan. Buah yang dia pegang buah rambai, buah hutan khas Kalimantan
Di dekat Menara Pandang, berjejer para pedagang makanan dan mainan. Jalan-jalan sambil wisata kuliner tentu jadi pilihan setiap orang. Siring Tendean bisa kamu jadikan destinasi selanjutnya. Bagaimana cara menuju Siring Tendean? Gampang banget. Siring Tendean terletak di tengah kota Banjarmasin. Kalau dari Bandara Syamsudin Noor, jaraknya sekitar 30 km. Oh ya, di Banjarmasin sudah transportasi online Go*ek. Mau ke mana pun jadi gampang. Kemarin aku pas mudik, ke mana-mana naik Go*ek. Yah, nggak di Jogja, nggak di Banjarmasin, transportasinya online. 

Wisata sungai di Banjarmasin memang sedang mengalami perkembangan. Pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem dan kualitas pariwisata di Banjarmasin. Tata kota Banjarmasin pun sudah mulai baik, lho. Bagi perantau yang lama nggak mudik, jangan kaget melihat perubahan besar kota Banjarmasin, lho. Di area Jalan A. Yani sudah tampak hijau dan segar dipandang mata.
 
Makan malam di Pusat Kuliner Baiman.
Sepulang dari Siring Tendean, aku singgah di Pusat Kuliner Baiman di dekat fly over Gatot Subroto, sekitar 1 km saja dari rumahku. Semua pedagang kaki lima yang dulu berjualan di sepanjang Jalan A. Yani sudah dipindahkan di Pusat Kuliner Baiman. Pantas saja Jalan A. Yani km 1-6 kelihatan lebih rapi, ya. Pusat kuliner yang buka dari jam 3 sore hingga tengah malam ini nggak pernah sepi. Tempat parkir selalu penuh mobil dan motor. Variasi makanan yang dijual memang sangat beragam, jadi orang-orang lebih memilih Pusat Kuliner sebagai tempat makan bareng.

Kayaknya aku masih gagal move on dari libur panjang kemarin nih. Masih terngiang-ngiang gemuruh mesin kelotok dan kelezatan makanan khas Banjar. Tentunya, tak ketinggalan, masih saja rindu sama keluarga dan kampung halaman. Bagaimana ceritamu liburan kemarin, Kawan? Semoga selalu bahagia, ya. Amiiin.

Jogja, 110717

6 komentar:

  1. iyaa sekarang banjarmasin makin cantik. tapi aku malah belum pernah tuh mbak naik klotok di depan siring tendean itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus cobain naik kelotok di sana. Bakal ketagihan. 😄

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Maka asli aku Hulu Sungai, tapi kada suah ka Masjid Sabilal, Pasar Terapung, dll. Suahnya piknik ke Jembatan Barito pas pembukaan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, kaingatan zaman pembukaan jembatan barito, lah. :D ayo rancanakan bajalanan ka masjid sabilal wan sungai martapura

      Hapus
  4. Belum pernah ke Banjarmasin. Kapan-kapan kalau ke sana kudu wisata kuliner nih hehe. Suka nulis tentang kuliner? Coba nulis di belanga.id yuk mbak. Lagi ada kompetisi berbagi foto dan kuliner #JadiKangenIbu. Hadiahnya lumayan lho, mbak. Cek https://belanga.id/kangenibu/

    BalasHapus