Sabtu, 04 Februari 2017

Cikwo Resto and Coffee, Tempat Nongkrong yang Lampung Banget!

 Kafe sudah menjamur sekarang ini. Dari yang bertema western atau modern hingga berciri khas tradisional. Nah, ada juga kafe yang mengusung tema campuran: modern iya, tradisional/khas suatu daerah pun iya. Cikwo Resto and Coffee salah satunya. Kafe ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat Lampung, bahkan oleh wisatawan daerah lain. Dari namanya saja terdengar unik banget. Cikwo dalam bahasa Lampung artinya “kakak perempuan”. Kebetulan sekali owner Cikwo Resto and Coffee ada seorang perempuan cantik yang begitu ramah melayani pengunjungnya, yakni Mbak Isna.


Ciri khas kafe ini adalah kopi Lampung-nya dan menu makanannya yang Lampung banget! Kali pertama dinner di Cikwo Resto and Coffee, aku dikagetkan dengan suguhan menu yang di luar perkiraaan. Aku pikir, ah di sini paling menunya kopi (jelas dong), nasi goreng, menu serbaayam, dan sebagainya. Pokoknya kupikir menunya Indonesia banget alias ada di seluruh Indonesia. Lah, ternyata menu yang disajikan membuatku tak berkutik dan tak beranjak dari tempat duduk dan penasaran ingin mencobanya!
Ada menu lalapan yang kombinasi sayurnya belum pernah kudapati di daerah lain. Sayurnya komplet! Ada terung bulat (mirip terung hintalu di Banjar, tapi ini lebih bulat), julang-jaling (semacam jengkol, tapi bukan jengkol. Bentuknya kecil dan aromanya berbeda dengan jengkol), pete, selada, mentimun, dan lain-lain.  Selain itu, ada juga terung ungu yang sudah dibuang kulitnya (kayaknya dibakar, ya) dan tempoyak (durian yang difermentasikan).

Beberapa teman ada yang bingung melihat terung tanpa kulit dan tempoyak itu. Di daerahku, Banjar, aku sudah sering makan terung ungu seperti itu. Tempoyak pun sudah sering kulihat meski aku tidak pernah memakannya. Aku tidak doyan durian. :D Nah, yang tidak kuketahui dan bikin aku takjub, ternyata masyarakat Lampung punya cara tersendiri dalam menikmati terung dan tempoyak itu. Penasaran? Coba kamu lihat videonya di sini >>> https://www.youtube.com/watch?v=RQy9-SPuwNE&feature=youtu.be
Jadi, terung dicampur dengan tempoyak dan sambal. Ketiganya dicampurkan dengan menggunakan tangan. Dalam video menggunakan sendok, ya. Sebaiknya menggunakan tangan saja sebab rasanya pasti lebih maknyus dan mantap. Lagi pula, dalam tradisinya, memang harus menggunakan tangan. Lah, kok tradisi? Yup, mencampurkan tempoyak, terung, dan sambal, dalam masyarakat Lampung disebut dengan Nyeruit, berasal dari kata Seruit. Seruit nama makanannya. Biasanya, dilakukan dalam sebuah keluarga atau masyarakat ketika makan bersama ataupun melakukan perayaan/upacara adat. Orang yang melakukan Nyeruit biasanya orang yang dituakan dalam keluarga atau masyarakat itu.

Wah, unik sekali, ya! Aku sampai terbengong-bengong takjub. Rasa penasaran melihat terung kok disandingkan dengan sepiring kecil tempoyak terjawab sudah.  “Bang Indra, saya nggak bisa makan durian? Jadi, gimana?” tanyaku.
“Bikin aja tanpa tempoyak,” jawabnya. Wehehe, bukan seruit dong namanya, ya. :v
Menu lainnya yang ada di Cikwo Resto and Coffee adalah berbagai olahan dari ikan, antara lain pepes ikan patin, pindang baung, sop iwa tuhuk (sop ikan blue marlin), sate tuhuk, bekasam, gulai taboh iwa tapa (ikan mujair yang diasap semalaman), dan banyak lagi. Dan, menu serba ikan air tawar ini membuatku ngiler sebelum menyantapnya. Lama tinggal di Yogyakarta, lama jauh dari kampung halaman (Banjar), dan lama tidak ketemu ikan air tawar, rasanya seperti surga. :D Bangga banget dengan sang owner, Kak Isna, yang turut melestarikan menu khas Lampung. Jadi, anak muda Lampung pun harus tahu kuliner warisan nenek moyang, ya. Bravo, Kakak!
Semua menu di Cikwo Resto and Coffee itu patut kamu coba, ya! Apalagi jika kamu ingin mengenal Lampung lebih dekat, ya kamu juga harus mengenal dan menikmati kuliner khas Lampung. Urusan perut juga urusan budaya, lho. Selain tempat wisata yang menarik, kuliner Lampung juga tak kalah dengan kuliner lain. Aih, jadi jatuh cinta sama Lampung, nih. Menu minumannya (selain berbagai kopi khas Lampung yang patut kamu coba), kamu juga perlu mencoba berbagai minuman segar di sini. Ada es serbet kweni (sumpah, ini segar menggoda banget!), kopi jelly, dan masih banyak lagiii. Selain itu, banyak juga menu snack, seperti pisang bakar, singkong keju, selimpok bungking, dan lain-lain.

Kamu juga tidak bakal menyesal nongkrong di Cikwo Resto and Coffee ini. Tempatnya benar-benar nyaman untuk tempat berkumpul kamu sama teman-teman dan keluarga. Mau sendirian juga bisa (jangan khawatir pengin me time sendirian ataupun jomblo yang pengin menikmati kesendirian. Pletak!). Yang sedang ngejar deadline pun bisa nongkrong manis di sini. Tempatnya tenang dan lumayan jauh dari riuh keramaian jalan raya. Letaknya memang di pinggir jalan, tapi jam delapan malam ke sana saja sudah sepi sekali itu jalanan. Kamu bisa pilih tempat duduk indoor atau outdoor. Sesukanya deh. Kalau suka buaian angin di pekarangan Cikwo, ya di luar saja. Indoor juga terbagi beberapa tempat. Ada yang pakai kursi meja, ada juga yang lesehan.
Sebagai penutup kunjungan kami ke Cikwo Resto and Coffee, kami menikmati berbagai varian olahan kopi khas Lampung. Si brewer /penyeduh kopi spesial banget. Namanya Aksioma, anak Kak Isna, yang masih SMP kelas 8. Di Cikwo Resto and Coffee, ada sekitar 50 olahan kopi, seperti black coffee, cappuccino, coffee latte, vietnam grips, V60, americano, corn feak, dan masih banyak lagi. Aku mencoba menikmati seduhan kopi ala Aksioma, yakni V60. “Bisa nggak tidur lho, Mbak, minum kopi ini,” kata Aksi atau biasa dipanggil Aci oleh keluarganya. Hehehe, kopi pahit dengan seduhan khusus menggunakan corong 60 derajat dan kertas khusus kopi itu benar-benar mantap.

Kamu pengin travelling ke Lampung? Pengin nongkrong asyik? Pengin tahu bagaimana Lampung dari kulinernya? Datang saja ke Cikwo Resto and Coffee yang beralamat di Jl. Nusa Indah 3 No. 1 Pakis Kawat, Sumur Batu, Bandar Lampung. Mau ajak aku ke sana lagi juga boleh, lho. Uhuk!

Salam Pojok Jalan!

3 komentar: