Sabtu, 07 November 2020

Siapa AIDA?


"AIDA itu siapa? Teman si Aina? Saudara si Ainun?"

Woi, namaku yang terakhir tuh! 😂

AIDA itu singkatan dari Attention, Interest, Desire, & Action. Ini semacam rumus dalam copywriting yang berhubungan dengan dunia marketing.

"Waduh, menulis pun pakai rumus. Kayak matematika aja."

Rumus di sini artinya panduan biar apa yang kita tulis sesuai tujuan. Tujuan copywriting adalah memikat pembeli dengan kata-kata. Pikatlah pembaca dengan kata-kata sebab pembaca adalah calon pembeli jualan Anda. Begitulah tugas seorang copywriter.

Kenapa copywriting di dunia bisnis itu penting saat sekarang? Kata-kata dalam tulisan menghiasi berbagai media sosial dan dunia website. Zaman sekarang, marketing tidak hanya lewat lisan, tapi juga tulisan. Instagram dengan caption-nya. Facebook dengan statusnya. Twitter dengan twitnya. Blog dengan artikelnya.

Profesi copywriter sangat diperlukan dalam dunia usaha yang sekarang serbadigital dan online. Ditambah lagi masa pandemi begini. Perusahaan-perusahaan yang sebelumnya fokus ke offline saja, sekarang mulai menguatkan marketing online. Profesi copywriter salah satu profesi yang dicari perusahaan.

Yuk, dibahas satu per satu!

Attention atau perhatian. Tahap pertama dalam penulisan copywriting adalah menarik perhatian pembaca atau calon pembeli. Attention ini terletak di judul, kalimat pertama, dan ilustrasi (foto) pendukung. Tentukan judul yang sesuai dengan jenis produk. Buatlah kalimat pertama atau kalimat pembuka yang membuat pembaca penasaran. Kalimat pertama yang bagus akan membuat pembaca melanjutkan tulisan hingga akhir.

Contoh:
- Perlu bersih-bersih rumah, tapi lagi sibuk dengan deadline?

Interest atau menarik minat. Tahap kedua adalah memikat keinginan si calon pembeli. Sebelumnya perhatian, selanjutnya keinginan. Artinya, tulislah beberapa kalimat yang membuat pembaca memiliki keinginan untuk membeli. Caranya dengan menambahkan nama produk dan alasan produk harus dibeli. Tambahkan juga fakta dan data yang tepat. Tulislah sesuatu yang tidak berlebihan. Misalnya, produk itu bisa menghilangkan jerawat selama 2 minggu, maka tulislah 2 minggu. Bukan malah menulis 2 hari.

Contoh:
- Hanya perlu satu jam. Rumahmu sudah bersih dan nyaman dengan menggunakan jasa CepatBersih.

Desire adalah lanjutan dari interest.  Sudah ada keinginan nih di tahap interest. Selanjutnya membuat pembaca pengin banget membelinya. Di sini reaksi pembaca seperti berkata, "Wah, bagus nih barang!"
Gunakan kesempatan ini dengan membuat kalimat-kalimat yang penuh kepercayaan dan meyakinkan bahwa produk jasa aman dan tepat.

Contoh:
- Kami berkerja sama dengan mitra yang berpengalaman, dapat dipercaya, dan sudah bersertifikat.

Terakhir, Action. Inilah tahap pamungkas. Buatlah kalimat ajakan untuk menggunakan produk atau jasa.

Contoh:
- Ayo hubungi tim CepatBersih sekarang! Kami siap membersihkan rumahmu hingga fresh, bersih, dan nyaman.

Bagaimana? Tertarik dengan dunia copywriting? Siapa pun yang bergelut di bidang kepenulisan bisa menjadi copywriter. Yang terpenting, mengenal target pembaca atau calon pembeli, gunakan bahasa sesuai target pembaca, memahami produk yang dipromosikan, serta pahami rumus AIDA di atas.

Jogja, 051120

Minggu, 01 November 2020

Alamat


Jam tiga siang. Tukang ojek berhenti di depan gang. Suasana sekitar masih lengang. Hanya satu orang kulihat di pekarangan.

"Sampai sini aja, Pak. Biar saya cari sendiri rumahnya," kataku.

"Bener nih?"

"Iya, saya tanya sendiri ke orang sini. Terima kasih, Pak."

Titik alamat yang kutuju sudah dekat. Tapi, belum tepat. Rupanya maps tidak sesuai titik rumah. Kuperhatikan sekitar. Baiklah, lumayan menikmati pemandangan sawah sambil bertanya ke warga.

"Permisi, Pak. Mau tanya. Saya mencari alamat rumah ini. Alamatnya sudah dekat sini." Aku tunjukkan alamat detailnya serta petunjuk warna rumah.

"Oooh... Sepertinya di Gang X. Mbak jalan lurus, terus ke arah barat. Nanti ada gapura. Rumahnya di tengah gang. Nggak sampai ujung," jelas si bapak.

"Maaf, Pak. Barat itu ke arah mana, ya? Sebelah kiri atau kanan?" tanyaku dengan polosnya.

Inilah kendalaku tinggal di Jogja. Aku buta arah mata angin. Hanya tahu kiri, kanan, depan, belakang, samping, dan seberang.

"Sebelah kiri, Mbak."

"Baik, Pak. Terima kasih banyak."

Kuikuti arahan si bapak. Jalan lurus, lalu ke arah kiri. Sekian ratus meter berjalan, kok tidak ada gapura? Daripada tambah jauh, bertanya lagi ke seorang ibu yang sedang menaruh belanjaannya di motor.

"Oalah, Bu Naning. Rumahnya di sana. Sini bareng saya aja. Saya ngelewatin rumahnya."

Ibu penolong yang baik hati. Sampailah aku di rumah Bu Naning berkat bantuan si ibu. Lantas, apakah si bapak keliru menunjukkan jalan? Si bapak tidak keliru. Ini hanya beda pemahaman. Arah kiri menurut si bapak berarti arah kanan menurutku.

"Belajar mata angin, dong. Masa sudah bertahun-tahun nggak ngerti," kata temanku suatu hari.

"Dulu pas tinggal di Probolinggo juga pakai arah mata angin. Aku nggak paham. Di Jogja? Tetap nggak paham. Hahaha...."

Percayalah, menurutku, arah mata angin itu susah. Hal yang mudah cuma arah ke... (Silakan isi titik-titik ini, kawan-kawan).


Jogja, 091020