Kamis, 16 Maret 2017

Enaknya Naik Kereta Ekonomi



Sebagai orang Banjarmasin, naik kereta adalah hal yang istimewa. Ya iyalah, wong di Kalimantan belum ada kereta api. -_- Dulu banget sewaktu sekolah, aku sering nonton berita di televisi tentang kereta. Ada rasa penasaran yang menyelimuti hati. Jiaaahhh…. Gimana sih rasanya naik kereta? Padahal, dulu itu beritanya kebanyakan yang jelek-jelek, lho. Ada kereta terbakar, ada kereta yang dilempari batu oleh suporter bola, ada penumpang yang nggak dapat tempat duduk, ada orang yang tertabrak kereta, dan sebagainya, lah.
Berita-berita itu nggak membuat rasa penasaranku berkurang. Malah pengin dan pengin merasakan naik kereta. Beda halnya dengan keluargaku yang kayaknya enggan banget naik kereta. Mereka nggak minat karena melihat berita-berita macam itu.
Rasa penasaran itu nggak jua terjawab saat aku kuliah di Jawa Timur, Probolinggo. Ya, karena memang saat itu jalur yang aku lalui hanya pakai bus. Nah, setelah bekerja dan memutuskan tinggal di Yogyakarta, barulah keinginan naik kereta terpenuhi. Seingatku aku naik kereta tahun 2014. Saat itu aku menjenguk adikku yang sedang bekerja di Jogja. Aku ke Jogja dari Stasiun Pasar Senen. Yang jelas, aku nggak merasakan namanya naik kereta sesak-sesakan, apalagi sampai nggak dapat kursi. Semua jenis kereta, ekonomi, bisnis, dan eksekutif sama! Setiap penumpang dapat jatah kursi. Nggak ada ceritanya, misal, tiba-tiba dengar suara kokok ayam. Nggak ada ceritanya tiba-tiba ada yang berlalu-lalang menawarkan dagangannya. Pokoknya rapi jali. Dan, kereta ekonomi pun difasilitasi AC.
Sejak pertama kali merasakan naik kereta, aku sempat merasa jet lag. Jalan terasa goyang-goyang seharian. Nyampe Stasiun Lempuyangan pagi hari. Keesokannya baru aku bisa keluyuran keliling Jogja. Momen yang nggak dilupakan pas nyampe Stasiun Lempuyangan adalah disambut lagu Yogyakarta (Kla Project).
Namun, setelah tahun 2015 aku menetap di Jogja, naik kereta api adalah hal yang menyenangkan dan aku ketagihan! Kalau pergi ke mana-mana, transportasi yang aku cari pertama kali adalah kereta api. Kalau nggak ada rute kereta api yang melewati kota yang kutuju, barulah aku memilih opsi transportasi lain.

Ada beberapa hal yang membuatku nyaman naik kereta. Apakah itu?
1.  Lebih cepat daripada naik mobil/bus.
Jakarta-Jogja kalau ditempuh dengan mobil/bus minimal perlu waktu 12 jam. Nah, kalau naik kereta cuma perlu waktu 9 jam.

2.  Jarang telat.
Yup, naik kereta jarang sekali yang jam karet. Jikapun jam karet atau mesti lewat dari jadwal yang ditentukan, itu lebih karena kendala teknis. Misal, ada kerusakan tiba-tiba, AC yang rusak, dan kerusakan rel (ini juga jarang).

3.  Bisa tidur nyenyak tanpa mabuk.
Nggak pernah mabuk saat naik kereta. Beda halnya kalau naik mobil atau bus, ada kalanya aku mabuk sampai mun*ah. :’(

4.  Bisa main handphone.
Kalau naik mobil/bus, aku jarang sekali melototin handphone, bahkan sama sekali nggak menyentuh handphone. Kepala pusing kalau melototin handphone. Nah, kalau naik kereta, handphone selalu di tangan. Nggak pusing pokoknya. :D

5.  Bisa ngemil enak.
Karena nggak mabuk dan nggak pusing, ya jelas makan pun normal. Bisa makan nasi dan ngemil. Beda halnya kalau naik mobil, lihat nasi aja enek. Ngemil pun jarang. Kalau mau tahu aku kalem pake banget, bareng yuk naik mobil atau bus! :D Kalau mau rame ngobrol, bareng naik kereta aja. Hahaha….

6.  Ngobrol dengan penumpang sebelah.
Ngobrol sama penumpang lain lebih enjoy. Ya, karena nggak pusing dan nggak mabuk, kan. :D

7.  Dapat view serba hijau.
Ini nih yang aku suka. Naik kereta itu disuguhi pemandangan sawah dan pegunungan yang menghijau. Kamera Hp selalu siap jepret-jepret cantik. Keren deh!

8.  Bisa istirahat cukup.
Sudah beberapa kali aku berangkat dari Jakarta jam sepuluh malam, nyampe Jogja jam tujuh pagi dan langsung ke kos, mandi sebentar, setengah delapan lewat dikit sudah standby di kantor. Cukuplah sembilan jam perjalanan untuk istirahat. Tidur jangan lupa pakai masker, apalagi buat kamu yang kalau tidur pake mangap segala. :D AC di kereta ekonomi lumayan dingin lho. Bagi yang nggak kuat dingin kayak aku, ada baiknya bawa selimut kecil (jaket tentu saja).

9.  Bisa sambil garap naskah atau main laptop.
Kalau lagi dikejar deadline, bisa buka laptop di kereta. Garap naskah di kereta, siapa takut?

10.  Berdoalah banyak tempat duduk kosong. Kursi kosong di sebelah kita itu surga buat rebahan.

Dukanya naik kereta apa? Bingung juga jawabnya. Soalnya enak sih. Kalaupun ada dukanya, itu standar aja, sama dengan transportasi lainnya. Ini pengalamanku aja sih.
1.  Ekstra sabar jika ada anak-anak yang rewel. Apalagi kalau kita pas lagi pengin istirahat selama perjalanan, eh ada bayi yang nangis terus. Sabar pokoknyaaa!
2.  Jaga bahumu dari penumpang sebelah yang tidur.
3.  Siapkan telingamu dari suara ngorok penumpang lain.
4.  Kalau dapat tempat duduk di dekat pintu, harus selalu pakai masker, ya. Bau toiletnya menyengat. :D Juga, harus siap jadi “penjaga pintu” karena banyak penumpang yang keluar masuk tanpa menutup pintunya lagi. Ini benar-benar menyebalkan.
5.  Buang air kecil sambil goyang-goyang #abaikan

Naik kereta memang menyenangkan. Semoga terus ada perbaikan pelayanan, ya. Bravo Kereta Api Indonesia!

Jogja, 170317

Kamis, 02 Maret 2017

Kemoterapi? Apakah Menakutkan?




Kemoterapi. Mendengar kata ini seperti hal yang mengerikan saja. Padahal, kemoterapi tak semengerikan yang dibayangkan selama ini. Apa sih itu kemoterapi? Kemoterapi adalah proses memasukkan obat ke tubuh pasien kanker. Kemoterapi sendiri dibagi dalam berbagai jenis. Kesemua jenis kemoterapi didasarkan pada cara atau teknik pengobatannya.

- Kemoterapi Topikal. Kemoterapi ini dilakukan dengan cara mengoleskan krim ke kulit.
- Kemoterapi Oral. Ini kemoterapi seperti layaknya orang minum obat. Obatnya bisa berupa kapsul, pil, atau cairan.
- Kemoterapi Suntik. Kemoterapi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat-obatan ke otot atau lapisan lemak pasien.
- Kemoterapi IP (Intraperitoneal). Kemoterapi ini langsung dimasukkan ke rongga peru.
- Kemoterapi IA (Intraarteri). Sesuai namanya, kemoterapi ini memasukkan obat lewat arteri.
- Kemoterapi IV (Intravenous). Kemoterapi ini memasukkan obat lewat pembuluh darah pena.

Semua jenis kemoterapi itu tidak harus rawat inap. Bisa saja dilakukan beberapa jam di rumah sakit, lalu pulang beraktivitas lagi. Apakah proses kemoterapi itu menyakitkan? Selama proses memasukkan obatnya jelas tidak ada rasa sakit. Hanya saja, pasca kemoterapi, biasanya 2-3 hari setelahnya, pasien kanker akan merasakan berbagai macam efek. Efek yang paling sering dirasakan adalah mual, muntah, rambut rontok, tidak nafsu makan, kulit kering, gampang terkena flu, suhu badan yang tidak stabil, kadang sulit BAB, sulit tidur, dan lain-lain. Efek-efek itu berlangsung selama berhari-hari selama proses kemoterapi masih berlangsung.
Berapa kali proses kemoterapi selama pengobatan? Tergantung stadium berapa penyakit kanker kita. Jarak antara satu kemoterapi dan kemoterapi selanjutnya pun juga berpengaruh. Minimal kemoterapi dilakukan selama enam kali dengan jeda.
Efek-efek yang dirasakan pun tidak sama antara satu pasien dan pasien lainnya. Misalnya, efek rambut rontok. Selama ini, di berbagai adegan film ditunjukkan bahwa pasien kanker yang melakukan kemoterapi akan mengalami kerontokan hebat dan botak. Apakah semuanya botak? Tentu tidak. Ada juga beberapa pasien yang hanya mengalami kerontokan, tapi tidak sampai botak. Namun, biasanya pasien lebih suka menggundul rambutnya agar bisa tumbuh dengan cepat.
Ada pasien yang pasca kemoterapi selalu muntah-muntah, namun ada juga yang hanya sesekali saja muntah dan mual. Memang, selalu ada perubahan kondisi pra dan pasca kemoterapi. Apa pun efek yang dirasakan jika dihadapi dengan pikiran tenang dan tidak stres, semuanya pasti bisa dilewati dengan baik. Tidak ada pengobatan yang tidak membutuhkan proses pengorbanan. Seperti kata pepatah, “Diputar dulu, dijilat, terus dicelupin” Eh, itu mah cara makan Or*o, ya. -_-

Nah, apa sajakah yang harus dilakukan oleh pasien kanker dalam menjalani proses kemoterapi?

Siapkan mental dengan berdoa
Doa adalah hal pertama dan utama dalam menjalani setiap proses kehidupan. Doa dalah kekuatan yang bersumber dari diri sendiri dan Tuhan. Dengan berdoa, hati menjadi tenang dan siap menghadapi apa pun yang terjadi di depan.

Keluarga adalah salah satu obat
Seberapa pentingkah peranan keluarga dalam proses penyembuhan kanker? Sangat penting. Sama pentingnya dengan kehadiran sahabat yang mendukung dan memotivasi pasien kanker. Meski pasien kanker merasa yakin ia bisa menjalani proses pengobatan sendirian, percayalah, sesungguhnya ia perlu orang-orang terkasih untuk menyemangatinya.

Harus tahu makanan apa yang bisa meningkatkan imunitas dan makanan apa yang menjadi pantangan
Banyak efek yang akan dirasakan oleh pasien kanker pasca kemoterapi, seperti mual, muntah, sariawan, diare, rambut rontok, badan yang cepat lelah, anemia, dan sebagainya. Namun, efek-efek itu hanyalah sementara. Nah, sebagai pasien kanker, harus tahu makanan apa saja yang bisa mengurangi efek-efek itu. Misal, buah pisang adalah buah yang tepat dikonsumsi pasien karena bisa mengurangi rasa mual. Bisa baca di http://www.canhope.org/id/learn/nutrition-in-cancer-care/nutritional-tips-during-chemotherapy/

Jangan berlebihan dalam beraktivitas
Pasien kanker tentu tahu kondisi tubuhnya di bawah kondisi normal. Tenaganya dalam beraktivitas pun terbatas. Sebab itulah, pasien kanker harus bisa menakar kekuatan diri. Awalnya, pasien kanker mungkin merasa sangat tertekan. Itu wajar. Biasanya bisa jalan-jalan ke mana pun suka, sekarang mesti berdiam diri dan sesekali saja jalan-jalan. Biasanya bisa full time kerja, sekarang hanya sebagian waktu saja. Namun, pasien kanker juga harus sadar bahwa menjaga kondisi tubuh sekarang diperlukan demi kondisi yang lebih baik.

Selalu berpikir positif
Pikiran positif akan berimbas ke suasana hati yang positif. Progres pengobatan pun akan membaik jika pasien kanker terus berpikir positif. Jika pikiran selintas diisi pikiran negatif, segeralah berpikir positif dan terus optimis.

Yakinlah kita tidak sendirian
Apa pun yang terjadi pada tubuh kita adalah kuasa-Nya. Jangan pernah merasa putus asa. Pasien kanker tidak pernah sendirian menjalani proses pengobatan. Selalu ada keluarga, sehabat, dan orang-orang baik di sekelilingmu.

Rajinlah bertanya kepada dokter jika mengalami efek kemoterapi
Mungkin dokter yang menangani pasien kanker sudah menjelaskan apa yang bakal pasien rasakan. Namun, pasien kanker juga harus bertanya sedetail mungkin tentang kondisi tubuhnya kepada dokter. Misalnya, jika pasien merasakan diare tiba-tiba, konsultasikanlah kepada dokter apa sebaiknya yang dilakukan.

Jangan simpan sendiri, bicaralah dengan orang terdekatmu
Kadang sebagai manusia mungkin kita merasa bisa menjalani sendirian, menyelesaikan persoalan sendirian, menyimpan permasalahn sendirian. Namun, dalam kondisi tertentu, kita perlu orang lain sebagai tempat berkeluh kesah. Ceritakan dengan terbuka. Tak perlu takut. Semakin bercerita, semakin lapang pikiran dan jiwa.

Siapkan obat-obatan yang sesuai resep dokter ke mana pun pergi
Untuk obat-obatan, pasien kanker perlu konsultasikan dengan dokter. Tidak bisa sembarang obat yang diminum meskipun sekadar multivitamin ataupun obat herbal.

Jaga pola makan dan olahraga ringan
Pola hidup sehat harus selalu dijaga dan diperbaiki. Jika biasanya pasien kanker terbiasa makan serba berminyak, kurangilah kadar minyaknya. Jika biasanya terbiasa ngopi setiap pagi sore, kurangi jatah kopi, misal cukup 2 hari sekali. Olahraga ringan juga perlu. Jangan olahraga berat, ya. Jogging di sekitar rumah atau senam di depan rumah bagus untuk menjaga kondisi tubuh.