Senin, 30 Januari 2017

Mengintip Pesona Pulau Pahawang Bersama Blogger Cihuy



Aku cuma bisa mengintipmu. Menjamahmu adalah hal terlarang bagiku. Aku cuma bisa mengintipmu sebab penglihatanku terbatas, tak bisa memandangmu lebih ke sudut. Aku cuma bisa mengintipmu sebab terbatasnya waktu yang kupunya. Aku cuma bisa mengintipmu sebab aku tahu kau cuma mau diintip dan menggodaku agar kembali menjejakkan kakiku di pasirmu lebih lama lagi. Aku ingin belajar menyelam di dasar lautmu.


Godaan terbesar bukanlah sebongkah emas atau setumpuk uang di meja yang entah punya siapa. Bukan pula sepiring junk food dan minuman bersoda di meja makan. Godaan besar adalah ada tempat wisata yang menggodaku untuk datang kembali lain waktu. Rasanya tidak cukup seharian menjelajahinya. Godaan besar itu bernama Pulau Pahawang. Kalian tahu Pulang Pahawang? Ah, jangan bilang kalian cuma tahu kenangan dan mantan di belakang. Sssst, saat kalian tahu bagaimana eksotiknya Pulau Pahawang, godaan dari mantan pun lenyap ditelan ombak sepanjang Dermaga Ketapang menuju Pulau Pahawang. Suweeer!


Setelah menempuh perjalanan dari Bandar Lampung selama kira-kira 2 jam (kami berangkat jam 6 pagi), kami sampai juga di Dermaga Ketapang. Aku dan teman-teman Blogger Cihuy menunggu life guard yang akan membawa kami menjelajahi Pulau Pahawang dan pantai-pantai kecil. Sembari bercengkerama dan menikmati sarapan, pikiranku terus menyemaikan rasa penasaran bagaimana indahnya Pulau Pahawang. Bagaimana di sana? Bagaimana cuaca nanti? Apa bakal hujan? Kalau teman-teman berenang, apa aku bisa ikut? Meski aku asli orang Banjar yang terkenal kota seribu sungai, aku tidak bisa berenang. Konyol memang. Ketika aku memutuskan ikut perjalanan Blogger Cihuy, segala hal telah kusiapkan. Mental dan fisik. #lebay
Perjalanan jauh Yogyakarta-Lampung lewat darat (kereta, bus, dan kapal feri) pun dilakoni. Sampai Jakarta, langsung ke Lampung. Sebenarnya bisa sih naik pesawat dengan kelebihan waktu perjalanan yang singkat. Namun, perjalanan darat jelas lebih berkesan dan menantang. Yang jelas, perjalanan darat bareng teman-teman satu bus jelas perjalanan yang bikin happy sepanjang jalan.
Pulau Pahawang ada dua, yaitu Pulau Pahawang Besar dan Pulau Pahawang Kecil. Pulau Pahawang Besar letaknya di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Luas Pulau Pahawang 1.084 Ha. Pulau Pahawang Besar terdiri atas 6 Dusun, yaitu Dusun Suak Buah, Dusun Penggetahan, Dusun Cukuh Nyai, Dusun Kalangan, Dusun Jeralangan, dan Dusun Pahawang. Jumlah penduduk Pulau Pahawang sekitar 1.533 jiwa dengan 427 KK.

Dari Dermaga Ketapang menuju Pulau Pahawang menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dengan naik kapal motor tradisional. Banyak spot snorkeling di Pulau Pahawang Besar dengan terumbu karang yang masih alami dengan kedalaman antara 1-3 meter.
Pulau Pahawang Kecil berlokasi tidak jauh dari Pulau pahawang Besar. Jika air laut surut, kita akan melihat semacam jembatan alami atau Pasir Timbul yang bisa menghubungkan Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Pahawang Besar. Di Pulau Pahawang Kecil terdapat vila pribadi milik seorang warga negara Perancis. 


Life guard kami ke Pulau Pahawang memberi pengarahan tentang diving dan snorkeling serta segala aturannya. Dan, ternyata yang tidak bisa berenang pun bisa melakukan snorkeling, yakni dengan memakai jaket pelampung. Rasa penasaran berada di atas air bercampur aduk dengan rasa takut. Namun, rasa penasaran menang. Aku menceburkan diri dari perahu (tepatnya diceburkan. Kakiku ditarik sama Bastiaan). Rasanya amazing! Mengambang di permukaan air meski dengan bantuan jaket pelampung, bergaya seperti perenang dengan menggerak-gerakkan kaki, duh lebay pakai banget deh! Tapi, itu cuma bertahan belasan menit. Ketika kaki mulai berasa ada yang aneh, terpaksa aku harus naik ke atas perahu.

Teman-teman masih asyik dengan aktivitas mereka. Berenang, berpegangan di cadik, snorkeling, dan sebagainya. Mengobok-obok air itu memang menyenangkan seperti bahagianya menyanyikan lagu Joshua. Yang tidak menyenangkan itu kamu yang mengobok-obok hati, tapi enggan menetap di hati. Eh! Setelah dirasa cukup puas bermain air laut dan waktunya memang sudah hampir jam makan siang, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Pahawang Kecil. Sempat juga kami singgah di pantai. Bukan blogger kalau tidak foto-foto, ya. Puas rasanya bermain air, bermain pasir, foto-foto, dan khusus aku… berburu cangkang kerang! Kebiasaan dari kecil kalau ke pantai pasti ngubek pasir cari cangkang kerang.
Sampailah kami di dermaga Pulau Pahawang. Hal pertama yang menarik pemandanganku adalah pondok-pondok kayu dan pasir putih. Tidak terlalu besar dermaganya. Pengunjung pun tidak terlalu banyak. Ada beberapa rombongan, yang ketika kutanya ada dua perahu rombongan dari Bogor. Inilah surga! Menurutku, pulau kecil dengan pasir putih dan kualitas terumbu karangnya yang oke punya inilah nilai plus Pulau Pahawang. Mau cari colokan listrik? Ah, pokoknya siap-siap bawa power bank yang banyak kalau ke sini. Di pulau ini tidak ada fasilitas listrik  dari PLN. Warga hanya memakai jenset. Itu pun dinyalakan saat malam hari saja. TV? Mereka tidak menonton televisi.



“Dari mana mereka dapat informasi di luar?” tanya Bundcha saat berbincang dengan Pak Sinek Kurniawan dan Mbak Mayang Djausal serta beberapa anggota komunitas Diving Lampung.
“Warga malah senang tidak ada TV di sini. Anak-anak tidak terkontaminasi hal yang jelek. Masalah informasi, internet solusinya. Mereka bisa tahu dunia luar lewat HP,” jelas Mbak Mayang, diver berhijab dan berwajah cantik ini. Aku manggut-manggut dan membenarkan apa yang dikatakan oleh Mbak Mayang. Biarlah Pulau Pahawang tetap seperti ini dan dijaga terus kemurniannya. 

Tertarik eksplor Pulau Pahawang, teman? Yuk, agendakan waktumu mengunjungi pulau-pulau indah di Indonesia, salah satunya adalah Pulau Pahawang di Lampung! Selamat jalan-jalan!

5 komentar:

  1. didib.. ayo kita main air lagi hehehe

    BalasHapus
  2. Kangen ,,pengen ke Pahawang lagi hehe.

    BalasHapus
  3. Saya gak bisa berenang tapi air laut Pahawang, memanggil..

    BalasHapus
  4. wow...seru yaa kegiatan snorklingnya, ternyata yg nggak bisa berenang bisa juga menyelam hehehe

    BalasHapus
  5. sukanya ngintipin ya.. hihi
    kangen kan sm pahawang

    BalasHapus