Minggu, 26 April 2015

Salam

Bersikap kritis itu perlu agar kita tidak menerima mentah-mentah apa yang disampaikan oleh seseorang, baik informasi atau transfer ilmu oleh seorang guru/pendidik, apalagi dari Mbah Google. Hohoho…. Satu hal yang paling saya ingat adalah dalam hal hukum menjawab salam dari nonmuslim. Sewaktu sekolah dasar hingga madrasah aliyah (setingkat SMA), ada doktrin haram menjawab salam dari nonmuslim. Suatu kasus, misal ada teman nonmuslim mengucapkan “assalamu’alaikum”, maka—katanya—seorang muslim harus menjawab dengan “wa’alaikum” saja. Itu jelas banget transfer ilmu yang sangat keliru dan tidak dilengkapi dengan kejelasan sebab keluarnya hadis. Yang membuat miris, banyak “guru agama” (dalam tanda kutip, ya!) yang kurang memahami sebab keluarnya hadis tersebut. Bahkan, ada yang “mendoktrin” seorang muslim harus mengucapkan salam dengan “assamu’alaikum” kepada nonmuslim. Alamak! Ini benar-benar pembodohan umat.

Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan wa’alaikum.” (HR. Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163)

Hadis di atas keluar ada sebabnya. Secara lengkap dijelaskan dalam hadis yang lengkap redaksinya:
Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926)
Nah, inilah yang banyak terlupa dan tidak diketahui oleh seorang—yang katanya—pendakwah/guru agama. Hadis di atas keluar karena saat itu ada seorang  musuh yang mengucapkan “assamu‘alaik” kepada Nabi Muhammad saw. “Assamu’alaik” artinya “celakalah buat kamu”. Jelas tujuan si musuh adalah menghina dan mengungkapkan kebenciannya. Jadi, Rasulullah pun menjawab “wa’alaikum” saja.
Bagaimana hukumnya jika ada nonmuslim yang mengucapkan “assalamu’alaikum”? Jelas, ucapan “assalamu’alaikum” bertujuan untuk mendoakan dan penghormatan.

"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An-Nisaa': 86).

Berdasarkan ayat di atas, menjawab salam nonmuslim tersebut dengan ucapan “wa’alaikumussalam...” tentu  boleh bahkan wajib hukumnya. Betapa Allah dan Rasulullah telah mengatur hubungan antarmanusia agar saling menghormati, penuh toleransi, dan berjalan damai.
Ayolah, Kawan, cerdaslah dalam berpikir! Perdalamlah ilmu bukan sekadar pandir!


Salam Indonesia damai! <3

#sumber: percakapan tiga tahun lalu dengan guruku.